Tata cara Sholat Tahajud itu sangat mudah dan ringkas. Mulai dari
niat Sholat Tahajud, jumlah rakaatnya, bacaannya, hingga doa Sholat
Tahajud. Semuanya mudah dan ringkas.
Pada tulisan ini saya mencoba menghimpun dan menyusun panduan Sholat
Tahajud dari berbagai sumber yang insya Allah terpercaya. Semoga tulisan
tentang cara Sholat Tahajud ini bermanfaat dan dapat kita amalkan.
Apa itu Sholat Tahajud?
Sholat Tahajud adalah salah satu sholat sunnah
yang dilakukan pada waktu malam, dimulai dari setelah Sholat Isya
hingga akhir malam sebelum masuk waktu Sholat Fajar (Sholat Subuh). Sholat Tahajud dilakukan setelah bangun dari tidur.
Inilah diantara ciri khas yang membedakan Sholat Tahajud dengan sholat
sunnah lainnya, yaitu orang yang ingin mengerjakan Sholat Tahajud tidur terlebih dahulu, kemudian bangun untuk menunaikannya.
Imam al-Qurtubi ketika menafsirkan ayat
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا . الإسراء/79
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah Sholat Tahajud, sebagai ibadah
tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang
terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)
Beliau menjelaskan bahwa kata التهجد (at-tahajjud) pada ayat di atas
berasal dari kata الهجود (al-hujuud), yaitu sebuah kata yang memiliki 2
makna yang berlawanan. Kata “هجد” (hajada) bisa bermakna “نام” (naama)
yang artinya “tidur”, bisa juga bermakna “سهر” (sahiro) yang artinya
“terjaga pada malam hari” atau “begadang”.
Jadi, kata “tahajjud” erat kaitannya dengan 2 makna ini, yaitu “tidur” dan “terjaga” di malam hari.
Apa Beda Sholat Tahajud dengan Qiyamul Lail?
Qiyamul Lail adalah ketika seseorang menghidupkan waktu malam dengan
melaksanakan ibadah apa saja yang disyariatkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibadah Qiyamul Lain tersebut
tidak hanya Sholat Malam. Bisa jadi dia membaca Al-Quran, berdzikir, dan
ibadah-ibadah lainnya. Untuk melaksanakan Qiyamul Lail tidak mesti
harus tidur terlebih dahulu, namun seseorang bisa langsung melaksanakan
Qiyamul Lail langsung setelah Sholat Isya, misalnya dengan membaca
al-Quran, berdzikir, atau belajar ilmu agama. Demikian juga, seseorang
pun bisa melakukan Qiyamul Lail setelah dia bangun dari tidur. Qiyamul
Lail tidak disyaratkan dikerjakan dalam waktu tertentu yang
lama. Seseorang yang hanya membaca al-Quran sebentar pun sudah terhitung
Qiyamul Lail.
Dengan demikian, makna Qiyamul Lail lebih umum dibandingkan Sholat Tahajud.
Jika seseorang melakukan Sholat Tahajud berarti dia juga melakukan
Qiyamul Lail dikarenakan dia sudah menghidupkan malam dengan mengerjakan
ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Apa Beda Sholat Malam dengan Sholat Tahajud?
Sholat Malam adalah sholat yang dilakukan pada waktu malam, mulai
dari waktu Isya hingga akhir malam sebelum masuk waktu Sholat Subuh. Dan
Sholat Malam ini tentu saja adalah bagian dari Qiyamul Lail. Sholat
Malam bisa dilakukan tanpa didahului tidur terlebih dahulu, seperti
Sholat Tarawih yang dilakukan langsung setelah Sholat Isya (khusus pada
bulan Ramadhan), atau Sholat Malam bisa juga dilakukan setelah bangun
dari tidur malam, seperti Sholat Tahajud dan Sholat Witir.
Jadi, Sholat Tahajud merupakan bagian dari Sholat Malam. Dan Sholat Malam merupakan bagian dari Qiyamul Lail.
Apa Sholat Tahajud Sama dengan Sholat Tarawih? Sholat Tarawih Apakah Termasuk Sholat Tahajud?
Ustadz Ammi Nur Baits, pengasuh KonsultasiSyariah.com, ketika beliau ditanya apakah Sholat Tarawih dengan Sholat Tahajud itu sama, sehingga jika seseorang sudah melaksanakan Sholat Tarawih tidak perlu melakukan Sholat Tahajud lagi.
Beliau menjawab dengan mengambil referensi dari al-Fatawa
al-Mukhtarah Thariqul Islam, yaitu ada keterangan dari Syaikh Hamid bin
Abdillah al-Ali bahwa Sholat Tahajud dan Sholat Tarawih merupakan bagian
dari Qiyamul Lail. Pada zaman Nabi dan para Sahabat, keduanya dinamakan
Qiyamul Lail. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang mengerjakan
Qiyamul Lail di awal malam, terkadang di tengah malam, atau terkadang di
akhir malam. Dan al-Quran menyebut keduanya dengan menggunakan ungkapan
“Qiyamul Lail” dan “Tahajjud”. Tidak ada beda di antara dua istilah
tersebut dalam al-Quran.
Kemudian pada masa berikutnya, setelah generasi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, kaum muslimin melaksanakan Sholat Malam pada 20 hari
pertama di bulan Ramadhan di awal waktu malam (sehabis Sholat Isya),
karena waktu ini yang mudah bagi mereka. Dan mereka menyebut Sholat
Malam di awal waktu malam bulan Ramadhan ini dengan nama “Sholat
Tarawih”. Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, mereka mengerjakan
Sholat Malam di penghujung malam (sepertiga malam yang terakhir
menjelang waktu Subuh) dalam rangka mencari Lailatul Qodar, dan mereka
menamakan Sholat Malam pada waktu akhir malam ini dengan nama “Sholat
Tahajud”.
(Lihat: https://konsultasisyariah.com/5901-tahajud-dan-tarawih.html)
Keutamaan Sholat Tahajud
Keutamaan Sholat Tahajud yang Pertama:
Rajin mengerjakan Sholat Tahajud adalah salah satu kebiasaan penduduk surga ketika mereka dulunya di dunia.
Allah Ta’ala menceritakan kepada kita tentang kebiasaan Sholat Tahajud ini di dalam al-Quran surat adz-Dzaariyaat ayat 15 – 18:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
INNAL MUTTAQIINA FII JANNATIW-WA-‘UYUUN
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air,”
آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ
AAKHIDZIINA-MAA-AATAAHUM-ROBBUHUM INNAHUM KAANUU QOBLA DZAALIKA MUHSINIIN
“mereka menerima segala pemberian Rabb mereka. Sungguh mereka itu sebelumnya di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik.”
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
KAANUU QOLIILAM-MINAL-LAILI MAA YAHJA-‘UUN
“Mereka (penduduk surga) itu (dulunya ketika di dunia) sedikit tidur di waktu malam.”
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
WA-BIL-ASHAARI-HUM-YASTAGHFIRUUN
“Pada waktu akhir malam (waktu sahur), mereka memohon ampun kepada Allah.”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Tak ada satu pun malam
yang terlewat oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun
hanya beberapa rakaat saja.” (Tafsiir ath-Thabari XIII/197 sebagaimana
yang dinukil dari buku Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Syaikh Muhammad
bin Su’ud al-Arifi)
Keutamaan Sholat Tahajud yang Kedua:
Sholat Tahajud adalah sholat sunnah yang istimewa, diantaranya karena
Allah secara khusus memerintahkan kita untuk mengerjakannya.
Allah Ta’ala secara khusus memberikan perintah dan mendorong Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan Sholat
Tahajud, sebagaimana termaktub di dalam al-Quran surat al-Isra ayat 79:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا . الإسراء/97
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah Sholat Tahajud, sebagai ibadah
tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang
terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)
Pada Surat al-Insan ayat 26, Allah Ta’ala memerintah kita:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah (kamu) kepada Allah dan
bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.”
Keutamaan Sholat Tahajud yang Ketiga:
Allah secara khusus memuji orang yang mengerjakan Shalat Tahajud. Orang
yang mengerjakan Sholat Tahajud termasuk orang-orang yang bertakwa,
taat, dan beruntung.
Di antaranya adalah pada Al-Quran surat As-Sajdah ayat 16:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidur dan mereka selalu berdoa
kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut dan harap, mereka juga
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini, beliau menyatakan
bahwa تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ (lambung mereka jauh
dari tempat tidur) yaitu dikarenakan mereka melakukan Qiyamul Lail dan
meninggalkan tidur dan berbaring di atas kasur yang empuk. (Tafsir Ibni
Katsir VI/363)
Selain ayat di atas, masih banyak lagi pujian Allah di dalam al-Quran
kepada orang-orang yang melaksanakan Sholat Tahajud dan Qiyamul Lail:
Surat az-Zumar ayat 9:
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ
الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ
يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
terhadap (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:
‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. ”
Surat Ali Imraan ayat 17:
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu
sahur.”
Keutamaan Sholat Tahajud yang Keempat:
Sholat Tahajud merupakan sholat sunnah terbaik.
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ….
“Sholat yang paling utama setelah sholat-sholat wajib adalah sholat
malam.” (HR. Muslim, kitab ash-Shiyaam, bab Fadhli Shoumi Muharram, no
1163)
Keutamaan Sholat Tahajud yang Kelima:
Orang yang melakukan Sholat Malam (termasuk diantaranya adalah Sholat
Tahajud) dan dia juga membangunkan kekasihnya (suami/istri) untuk Sholat
Tahajud, termasuk orang-orang yang dirahmati Allah.
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ
امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللهُ
امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ
أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di malam hari, lalu
dia Sholat Tahajud, dan kemudian dia membangunkan istrinya untuk ikut
sholat. Jika istrinya tidak mau bangun maka dia pun memercikkan air di
wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun di
tengah malam lalu dia Shalat Tahajud, kemudian dia membangunkan
suaminya. Jika suaminya enggan untuk bangun maka dia pun memercikkan air
ke wajah suaminya.” (HR Abu Dawud dalam kitab ash-Sholaah, bab Qiyaamul
Lail, no. 1308)
Keutamaan Sholat Tahajud yang Keenam:
Mengerjakan Sholat Malam merupakan kebiasaan orang-orang yang sholeh.
Membuat lebih dekat dengan Allah, dapat menghapus kejelekan, dan dapat
mencegah perbuatan dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ
قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ
لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ . رواه الترمذي 3549
“Sebaiknya kalian mengerjakan Qiyamul Lail (Sholat Malam) karena
Shalat Malam adalah kebiasaan orang sholeh sebelum kalian, membuat
kalian menjadi lebih dekat dengan Allah, dan menghapus kejelekan, serta
dapat mencegah perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi no. 3549)
Keutamaan Sholat Tahajud yang Ketujuh:
Sholat Tahajud merupakan salah satu ibadah yang dapat memasukkan pelakunya ke dalam surga.
Rajin mengerjakan Sholat Tahajud adalah salah satu
kebiasaan penghuni surga, sebagaimana yang saya jelaskan pada keutamaan
Sholat Tahajud yang pertama di atas. Dari sini dapat kita ambil hikmah
bahwa jika kita ingin menjadi penghuni surga maka merutinkan Sholat
Tahajud menjadi suatu niscaya bagi kita selama kita hidup di dunia. Ini
adalah peluang langka dan sangat terbatas bagi kita. Jangan sampai kita
sia-siakan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dengan
ungkapan yang sangat indah tentang ini. Temukan keindahannya pada pada
bahasa aslinya, yaitu bahasa arab, di bawah ini.
Dari Abdullah bin Salam radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Yang
pertama kali aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah sabda beliau:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا
الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ
نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
YA AYYUHAN-NAAS, AFSYUS-SALAAM
“Wahai manusia, tebarkanlah salam.”
WA ATH-‘IMUTH-THO’AAM
“Berilah makan (kepada orang yang membutuhkan)”
WASHILUL-ARHAAM
“Sambunglah tali silaturahim.”
WA SHOLLU BILLAILI WANNAASU NIYAAM
“Sholatlah kalian di waktu malam tatkala orang-orang sedang tidur.”
TADKHULUL JANNATA BISALAAM
“Niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat (tanpa disiksa terlebih dahulu di neraka).”
(HR. Tirmidzi dalam kitab Shifatil Qiyaamah, bab Minhu…, no. 2485)
Ada sangat banyak ayat al-Quran dan Hadis Nabi yang menyebutkan
tentang keutamaan Sholat Tahajud. Begitupun pula dengan atsar para
Sahabat dan para Salafus Sholeh terdahulu. Hal ini menunjukkan Sholat
Tahajud ini memiliki keutamaan yang sangat banyak. Saya kira cukuplah 7
keutamaan Sholat Tahajud di atas sebagai motivasi untuk kita
mengamalkannya.
Apa Hukum Sholat Malam?
Sholat Tahajud termasuk diantara Sholat Malam. Mayoritas ulama
mengatakan bahwa hukum Sholat Malam adalah Sunnah Muakkadah, yaitu suatu
ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Diantara dalilnya adalah:
وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ….
“Sholat yang paling utama setelah sholat-sholat wajib adalah Sholat
Malam.” (HR. Muslim, kitab ash-Shiyaam, bab Fadhli Shoumi Muharram, no
1163)
Dan dalil-dalil lainnya yang disebutkan di atas, semuanya menunjukkan
tentang keutamaan Sholat Malam dan sangat dianjurkannya untuk
dikerjakan oleh kaum muslimin.
TATA CARA SHOLAT TAHAJUD
Cara Sholat Tahajud itu sangat mudah. Tidak sesulit yang dibayangkan
oleh sebagian orang. Berikut ini saya jelaskan cara mengerjakan Sholat
Tahajud secara ringkas:
Sholat Tahajud Bagusnya Jam Berapa?
Waktu Sholat Tahajud dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga akhir
malam, sebelum masuknya waktu Subuh. Sholat Tahajud dilakukan setelah
selesai melaksanakan Sholat Isya, lalu Anda tidur terlebih dahulu,
kemudian bangun untuk mengerjakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله زادكم صلاة فصلوها بين العشاء والفجر
“Sesungguhnya Allah telah memberikan kalian tambahan sholat (yaitu
Sholat Witir), maka Sholat Witirlah kalian antara waktu Isya dan Fajar
(Subuh)” (HR. Ahmad)
Hadis di atas dijadikan salah satu dalil tentang waktu Sholat Tahajud
dikarenakan Sholat Witir merupakan bagian dari Sholat Malam, dan bahkan
Sholat itu adalah penutup Sholat Malam. Sedangkan Sholat Tahajud
merupakan Sholat Malam (sebagaimana yang saya jelaskan di atas). Jika
Anda mengerjakan Sholat Tahajud maka penutup dari Sholat Tahajud Anda
adalah Sholat Witir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malam kalian.” (HR. al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Jadi, sebaiknya kita melaksanakan Sholat Tahajud jam berapa?
Anda boleh mengerjakan Sholat Tahajud pada awal malam, pertengahan
malam, atau akhir malam, sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud radhiallahu
‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan
Sholat Witir pada awal malam, pertengahan, dan akhir malam.” (HR. Ahmad
dalam Musnadnya, dengan sanad hasan, no. 16623)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata, “Setiap malam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir, sejak
awal malam, pertengahan, dan akhir malam, dan Sholat Witir ini berakhir
hingga waktu sahur.” (HR. al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil
Witr, no. 996)
Jadi, bagusnya Sholat Tahajud jam berapa?
Jika Anda ingin melaksanakan Sholat Tahajud pada waktu yang terbaik maka
kerjakanlah Sholat Tahajud pada akhir malam. Dan waktu ini
direkomendasikan untuk Anda yang mampu dan yakin bisa bangun pada akhir
malam. Hal ini berdasarkan Hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berikut ini:
من خاف أن لا يقوم آخر الليل ، فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل، فإن صلاة آخر الليل مشهودة ، وذلك أفضل
“Siapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka
sebaiknya dia melakukan Sholat Witir pada awal malam. Dan siapa yang
sangat berkeinginan untuk bangun pada akhir malam, maka hendaknya dia
mengerjakan Sholat Witir pada akhir malam, karena Sholat Witir pada
akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan (Sholat Witir pada
akhir malam) itu lebih baik.” (HR. Muslim dalam kitab Sholaatil
Musaafiriin, bab Man Khoofa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir
Awwalahu, no. 755)
Niat Sholat Tahajud
Apa niat Sholat Tahajud? Niat adalah amalan hati. Bagian yang sangat
penting dalam setiap ibadah. Setiap ibadah itu tergantung dari niatnya.
Dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya.
عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه ، قال : سمعت رسول
الله صلى الله عليه وسلم يقول : ( إنما الأعمال بالنيّات ، وإنما لكل
امريء مانوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله ، فهجرته إلى الله ورسوله ،
ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها ، أو امرأة ينكحها ، فهجرته إلى ما هاجر إليه )
رواه البخاري ومسلم في صحيحهما .
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh Umar bin Khaththab radhiallahu ’anhu,
beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda, ’Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan
setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai yang ia niatkan.
Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
tersebut menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu
karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya tertuju pada apa yang dia tuju.’”
(HR. al-Bukhari & Muslim)
Apa niat Sholat Tahajud? Jika yang Anda maksud melafadzkan niat
seperti ucapan “usholli…” atau “nawaitu” maka ini tidak ada contohnya
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan kita melafadzkan niat untuk
Sholat Tahajud, dan tidak pernah pula untuk sholat-sholat yang lainnya.
Sungguh indah perkataan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’ad, I/201 yang dinukil oleh ustadz Muhammad Abduh Tuasikal ini:
“Jika seseorang menunjukkan pada kami satu hadis saja dari Rasul dan
para sahabat tentang perkara mengucapkan niat ini, tentu kami akan
menerimanya. Kami akan menerimanya dengan lapang dada. Karena tidak ada
petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi dan sahabatnya. Dan
tidak ada petunjuk yang patut diikuti kecuali petunjuk yang disampaikan
oleh pemilik syari’at yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Lihat: https://rumaysho.com/934-hukum-melafadzkan-niat-usholli-nawaitu-2.html)
Perkataan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah di atas semacam “tantangan”
untuk siapa saja yang bisa menunjukkan satu Hadis saja di hadapan beliau
tentang melafadzkan niat ini. Tentu saja tidak ada yang bisa karena
memang tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang melafadzkan niat ini.
Jadi, bagaimana niat Sholat Tahajud? cukup Anda berniat di dalam hati. Mudah, ya!
Ketika Anda berencana akan bangun malam untuk melaksanakan Sholat
Tahajud maka saat itu pula Anda sudah memasang niat. Ketika Anda sudah
bangun malam, lalu Anda bersiap-siap Sholat Tahajud. Ketika Anda sudah
berdiri tegak menghadap kiblat untuk melaksanakan Sholat Tahajud maka
Anda langsung bertakbir. Ucapkan “Allahu Akbar”, maka saat itu pula
Sholat Tahajud sudah Anda mulai.
Agama Islam ini sungguh mudah, saudaraku…
Seandainya setiap ibadah dalam agama Islam ini harus menghafalkan niat, maka sungguh akan terasa sulit, bukan?
Namun, alhamdulillah, segala puji hanyalah untuk Allah, yang telah
menetapkan syariat Islam yang sangat mudah dan indah sekali untuk kita,
hamba-Nya.
Sholat Tahajud Berapa Rakaat? Bagaimana Cara Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Jumlah rakaat Sholat Tahajud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ada beberapa macam. Imam Ibnul Qoyyim menulis tentang
cara Sholat Tahajud yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada kitab beliau Zaadul Ma’ad (I/329). Berikut ini beberapa cara
Sholat Tahajud yang dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Pertama:
Cara Tahajud Nabi yang diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun pada malam hari.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu shalat 2 rakaat dengan memperlama berdiri, memperlama rukuk, dan memperlama sujud.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi tidur kembali hingga
meniup-niup (maksudnya adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdoa terlebih dahulu sebelum tidur. Dan do’a sebelum tidur sebagaimana
yang kita tahu adalah diakhiri dengan meniup-niup, insya Allah nanti
akan kita bahas pada kesempatan yang lainnya)
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan itu sebanyak 3 kali dengan 6 rakaat.
Pada setiap kalinya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak dan berwudhu.
Dalam bacaan sholat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat
Ali Imraan ayat 190 hingga akhir surat, yaitu mulai dari ayat:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir 3 rakaat.
(HR. Muslim no. 763)
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Kedua:
Cara Sholat Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kedua ini diceritakan oleh ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai Sholat Tahajud beliau dengan 2 rakaat yang pendek.
Beliau Sholat Tahajud setiap 2 rakaat langsung salam.
Kemudian beliau menyempurnakan Sholat Tahajud tersebut hingga 11 rakaat.
Kemudian terakhir beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Witir 1 rakaat.
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Ketiga:
Sama dengan cara yang kedua di atas, namun beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sebanyak 13 rakaat.
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Keempat:
Cara ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sholaatul Musaafiriin
wa Qoshrihaa, bab Sholaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy
shallallahu ‘alaihi wa sallam, no. 738:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Tahajud 8 rakaat, dengan salam setiap 2 rakaat.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam Sholat Witir sebanyak 5
rakaat sekaligus tanpa duduk, lalu salam pada rakaat terakhir.
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Kelima:
Cara ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sholaatul Musaafiriin
wa Qoshrihaa, bab Sholaatil Laili wa ‘Adadu Raka’aatin Nabiy
shallallahu ‘alaihi wa sallam, no. 746:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Tahajud 9
rakaat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya secara
bersambung pada 8 rakaat, beliau kemudian duduk (yaitu duduk tasyahud
awal) pada rakaat yang ke-8. Pada rakaat ke-8 ini beliau duduk berdzikir
kepada Allah, memuji Allah, dan berdoa kepada Allah.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun tanpa salam dan
meneruskan rakaat yang ke-9. Pada rakaat yang ke-9 ini beliau duduk
(yaitu duduk tasyahud akhir), membaca tasyahud dan salam.
Setelah salam beliau sholat kembali sebanyak 2 rakaat.
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Keenam:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat 7 rakaat. Pada 6 rakaat
awal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya secara
bersambung, beliau kemudian duduk (yaitu duduk tasyahud awal) pada
rakaat yang ke-6. Pada rakaat ke-6 ini beliau duduk berdzikir kepada
Allah, memuji Allah, dan berdoa kepada Allah.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun tanpa salam dan
meneruskan rakaat yang ke-7. Pada rakaat yang ke-7 ini beliau duduk
(yaitu duduk tasyahud akhir), membaca tasyahud dan salam.
Setelah salam beliau sholat kembali sebanyak 2 rakaat.
Cara Sholat Tahajud Nabi yang Ketujuh:
Cara Sholat Tahajud Nabi ini diriwayatkan dalam HR. Ahmad, dalam kitab Musnad beliau, no. 24697:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat 2 rakaat-2 rakaat.
Beliau melakukan Sholat Witir 3 rakaat sekaligus, dan salam pada rakaat yang terakhir.
Kesimpulan Tata Cara Sholat Tahajud Nabi
Untuk memudahkan Anda memahami 7 cara Sholat Tahajud Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam di atas, berikut ini saya simpulkan poin-poin
pentingnya:
Pertama:
Jumlah rakaat Sholat Tahajud yang dianjurkan adalah 11 rakaat hingga 13
rakaat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan Sholat Malam
11 – 13 rakaat.
13 rakaat berdasarkan dalil dari Hadis Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berikut ini:
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,
كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan Sholat Malam 13 raka’at. “ (HR. al-Bukhari no. 1138 dan Muslim no. 764)
Dan juga berdasarkan Hadis shahih yang diriwayatkan oleh ibunda kita, Aisyah -radhiallahu ‘anha-, beliau berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ
أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ
النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً،
يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Sholat Malam
setelah Sholat Isya’ hingga waktu fajar sebanyak 11 rakaat. Beliau
melakukan salam setiap 2 rakaat dan beliau melakukan witir satu rakaat.”
(HR. Muslim)
Kedua:
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali Sholat Tahajud dengan 2 rakaat yang ringan terlebih dahulu.
Ibunda ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ
لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan
Sholat Malam, beliau mulai terlebih dahulu dengan mengerjakan sholat dua
rakaat yang ringan terlebih dahulu.” (HR. Muslim no. 767)
Ketiga:
Berdiri lama dalam Sholat Tahajud.
Ini adalah salah satu tata cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengerjakan Sholat Tahajud, yaitu berdiri lama dalam sholat. Salah
satunya adalah dikarenakan bacaan beliau yang panjang dan khusyu’ beliau
dalam sholat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوت
“Sholat yang paling baik adalah yang paling lama berdirinya.” (HR. Muslim no. 756, dari Jabir)
Cara Sholat Tahajud untuk Pemula
Bagi Anda yang belum terbiasa melakukan Sholat Tahajud.
Ada satu cara memulai Sholat Tahajud yang ringan, yaitu merutinkan
Sholat Witir sebanyak 3 rakaat. Dikerjakan dengan cara yang tidak sama
(beda) dengan Sholat Maghrib. Dua caranya adalah:
Cara pertama: Dikerjakan sekaligus 3 rakaat, salam pada rakaat terakhir.
Dalilnya adalah Hadis Abu Ayyub radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang hendak witir 3 rakaat, silakan…”
(HR. Abu Daud)
Cara kedua: 2 rakaat kemudian salam, kemudian sholat kembali 1 rakaat, dan salam.
Dalil cara Sholat Tahajud di atas adalah Hadis Ibnu Umar radhiallahu
‘anhuma. Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma menceritakan witir Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang 3 rakaat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memisahkan antara rakaat genap dan rakaat ganjil dengan salam
yang beliau keraskan agar kita dengar.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Amalan yang Dicintai Allah Adalah…
Anda rutinkan Sholat Witir ini dengan konsisten. Insya Allah itu yang
terbaik untuk Anda. Ini adalah salah satu cara membiasakan Sholat Malam
dan Sholat Tahajud.
Dari ’Aisyah -radhiallahu ‘anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling
dicintai Allah. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“(Amalan yang dicintai Allah) adalah amalan yang rutin, walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
Sholat Witir Satu Rakaat
Jika Sholat Witir 3 rakaat di atas masih terlalu berat bagi Anda, maka cukup mulai dan rutinkan Sholat Witir 1 rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Sholat Witir satu rakaat ini:
ومن أحب أن يوتر بواحدة فليفعل
“Dan siapa saja yang ingin mengerjakan Sholat Witir satu rakaat maka
silakan dia kerjakan.” (HR. Abu Daud dalam kitab Sunannya, kitab
ash-Sholaah, bab Kamil Witr, no. 1422)
Dan lebih mudahnya lagi, jika Anda sulit bangun di akhir malam, maka
Anda boleh Sholat Witir satu rakaat di awal malam, setelah melaksanakan
Sholat Isya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malammu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Apa Beda Sholat Witir dengan Sholat Malam (Sholat Tahajud)
Penjelasan tentang apa perbedaan Sholat Witir dan Sholat Tahajud ini
adalah penjelasan tambahan tentang tata cara Sholat Tahajud di atas.
Saya yakin Anda paham tentang Sholat Witir ini, dan saya yakin Anda
rutin mengerjakannya, minimal di bulan Ramadhan, setiap selesai
melaksanakan Sholat Tarawih berjamaah di masjid.
Sekarang,
apa beda Sholat Witir dengan Sholat Malam (Sholat Tahajud)?
Sholat Witir termasuk Sholat Malam, yaitu sebagai sholat yang merupakan
penutup Sholat Malam. Jika Anda baca tentang tata cara Sholat Tahajud
di atas, Anda pasti mendapatkan bahwa Sholat Tahajud Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ditutup dengan Sholat Witir. Caranya pun
ada bermacam-macam, sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di atas.
Sholat Witir bisa Anda kerjakan minimal satu rakaat. Bisa di awal
malam, sebelum Anda tidur, dilaksanakan setelah melaksanakan Sholat
Isya (yaitu Sholat Isya harus Anda kerjakan terlebih dahulu sebelum
melaksanakan Sholat Witir), bisa pula di tengah malam, atau di akhir
malam.
Waktu yang terbaik melaksanakan Sholat Witir adalah di akhir malam.
Hal ini berdasarkan Hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
من خاف أن لا يقوم آخر الليل ، فليوتر أوله، ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل، فإن صلاة آخر الليل مشهودة ، وذلك أفضل
“Siapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka
sebaiknya dia melakukan Sholat Witir pada awal malam. Dan siapa yang
sangat berkeinginan untuk bangun pada akhir malam, maka hendaknya dia
mengerjakan Sholat Witir pada akhir malam, karena Sholat Witir pada
akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan (Sholat Witir pada
akhir malam) itu lebih baik.” (HR. Muslim dalam kitab Sholaatil
Musaafiriin, bab Man Khoofa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir
Awwalahu, no. 755)
Apa Hukum Sholat Witir?
Sholat Witir adalah bagian dari Sholat Malam. Mayoritas ulama
mengatakan bahwa hukum Sholat Malam (termasuk di dalamnya Sholat Witir)
adalah Sunnah Muakkadah, yaitu suatu ibadah sunnah yang sangat
dianjurkan
Bolehkah Sholat Tahajud Witir Setelah Melaksanakan Sholat Witir?
Jika Anda sebelum tidur sudah melaksanakan Sholat Witir, namun di
akhir malam Anda bangun dan ingin melaksanakan Sholat Tahajud, maka Anda
boleh melaksanakan Sholat Tahajud, namun tanpa ditutup dengan Sholat
Witir karena Anda sebelumnya sudah melaksanakan Sholat Witir.
Dalilnya adalah Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ
“Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Ahmad: 15704, Abu Daud:
1227, Nasa’i: 1661, dan Tirmidzi: 432; dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)
Jumlah Rakaat Sholat Witir
Sebagaimana yang saya jelaskan di atas, jumlah rakaat Sholat Witir
minimal satu rakaat. Bagi Anda yang menggandengkan pelaksanaan Sholat
Witir setelah Sholat Tahajud, berapa rakaat saja Sholat Witirnya, maka
silakan Anda baca kembali penjelasan ini di atas (pada penjelasan jumlah
rakaat dan tata cara Sholat Tahajud).
Bacaan Sholat Tahajud
Dalam Sholat Tahajud tidak ada bacaan khusus yang diwajibkan (setelah
membaca Al-Fatihah). Namun, jika kita ingin mencontoh teladan kita,
yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beginilah
gambaran Sholat Malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Sholat Tahajud Nabi shallallahu’alaihi wa sallam panjang dan khusyu’
Syaikh al-Albani dalam buku “Shifatu Sholaatin Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, minat Takbiir ilat Tasliim Ka-annaka Taroohaa”, atau
yang biasa kita kenal dengan buku “Sifat Sholat Nabi”, beliau Syaikh
al-Albani menulis bahwa terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengeraskan bacaannya dan terkadang melirihkan. Terkadang beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah al-Quran yang pendek dan
terkadang membaca surah yang panjang, dan bahkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah membaca surah yang sangat panjang sehingga
Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ليلة فلم يزل قائما حتى هممت بأمر سوء
قلنا وما هممت قال هممت أن أقعد وأذر النبي صلى الله عليه وسلم
“Saya pernah Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau berdiri sangat lama, sampai-sampai saya bermaksud melakukan
sesuatu yang tidak baik.” Ada yang bertanya, “Apa maksudmu melakukan
yang tidak baik itu?” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Saya bermaksud
duduk dan meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirian.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hudzaifah bin Yaman berkata:
صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم ذات ليلة، فافتتح البقرة، فقلت يركع
عند المائة، ثم مضى فقلت يصلي بها في ركعة، فمضى فقلت يركع بها، ثم افتتح
النساء فقرأها، ثم افتتح آل عمران فقرأها يقرأ مترسلاً إذا مر بآية فيها
تسبيح سبح، وإذا مر بسؤال سأل، وإذا مر بتعوذ تعوذ، ثم ركع فجعل يقول:
سبحان ربي العظيم فكان ركوعه نحوا من قيامه ثم قال: سمع الله لمن حمده،
ربنا لك الحمد ثم قام قياماً طويلاً قريباً مما ركع، ثم سجد فقال: سبحان
ربي الأعلى فكان سجوده قريباً من قيامه رواه مسلم
“Pada suatu malam, saya Sholat Malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau membaca surah al-Baqoroh. Saya menduga mungkin Nabi
akan rukuk pada ayat ke-100, namun Nabi tetap melanjutkan bacaannya.
Saya menduga lagi bahwa beliau membaca al-Baqoroh untuk 2 rakaat, namun
Nabi tetap melanjutkan bacaannya. Saya menduga lagi mungkin Nabi akan
rukuk setelah membaca surah al-Baqoroh, namun Nabi melanjutkan membaca
surah an-Nisaa’ sampai selesai. Beliau kemudian membaca surah Ali
Imroon. Beliau membaca dengan lambat. Apabila beliau bertemu dengan ayat
tasbih maka beliau bertasbih. Apabila beliau bertemu dengan ayat yang
mengandung doa maka beliau berdoa. Apabila beliau bertemu dengan ayat
ta’awwudz maka beliau memohon perlindungan kepada Allah, kemudian beliau
rukuk dan mengucapkan ‘SUBHAANA ROBBIYAL ‘ADZHIIM’. Lamanya beliau
rukuk sama dengan lama berdirinya beliau. Kemudian beliau (bangkit dari
rukuk) mengucapkan ‘SAMI-ALLAHU LIMAN HAMIDAH, ROBBANAA LAKAL HAMD’.
Kemudian beliau berdiri lagi dengan berdiri yang lama, sama dengan lama
beliau ketika rukuk. Kemudian beliau sujud, beliau mengucapkan (dalam
sujud beliau) ‘SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA. Lamanya sujud beliau sama
mendekati lama waktunya berdiri beliau.” (HR. Muslim)
Dua Hadis di atas menggambarkan Sholat Tahajud Nabi kita shallallahu
‘alaihi wa sallam. Jika Anda mampu meniru persis tata cara Sholat
Tahajud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka itu lebih baik tentunya.
Namun ini tidak wajib bagi kita. Sebaiknya kerjakan ibadah sesuai
dengan kemampuan kita, yang terpenting adalah ibadah yang rutin dan
konsisten, walaupun hanya sedikit. Ini sesuai dengan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“(Amalan yang dicintai Allah) adalah amalan yang rutin, walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
Bacaan Sholat Witir
Sholat Witir sebagai penutup Sholat Malam Anda. Sholat Witir
dikerjakan setelah Anda selesai mengerjakan Sholat Tahajud atau Sholat
Malam. Bacaan Sholat Witir yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al-Fatihah) adalah:
Pada rakaat pertama: membaca surah al-A’laa (yaitu: SABBIHIS MAROBBIKAL A’LAA dan seterusnya).
Pada rakaat kedua: membaca surah al-Kafiruun (yaitu: QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN dan seterusnya).
Pada rakaat ketiga: membaca surah al-Ikhlas (yaitu: QUL HUWALLAHU AHAD dan seterusnya).
Praktek bacaan 3 surah di atas seringkali kita lihat praktek
pengamalannya pada Sholat Tarawih di bulan Ramadhan. Anda pasti ingat,
ya kan?
Dalilnya adalah Hadis Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan imam at-Tirmidzi menilai Hadis ini
derajatnya hasan.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ketika beliau ditanya tentang Sholat Witir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata,
كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى ،
وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ، وَفِي
الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca SABBIHIS MAROBBIKAL
A’LAA (surah al-A’laa) pada rakaat pertama, dan membaca QUL YAA AYYUHAL
KAAFIRUUN (surah al-Kafiruun) pada rakaat kedua, dan membaca QUL
HUWALLAHU AHAD (surah al-Ikhlas) beserta surah al-Falaq dan an-Naas pada
rakaat ketiga.” (HR. at-Tirmidzi dalam kitab Sunannya, dalam kitab
ash-Sholaah, bab Maa Jaa-a fiima Yaqro-u fil Witr, no. 462)
Apa Bacaan Qunut dalam Sholat Witir?
Bacaan qunut dalam Sholat Witir tidak wajib. Tidak ada riwayat yang
menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca qunut
pada setiap kali Sholat Witir. Dan para Sahabat, Tabi’in (generasi
setelah Sahabat Nabi) juga pernah meninggalkan qunut selama satu tahun.
Ini menunjukkan bahwa membaca qunut dalam Sholat Witir tidak wajib.
Bacaan qunut dalam Sholat Witir dibaca pada rakaat terakhir, dibaca
setelah membaca surah al-Fatihah dan surah setelahnya, sebelum rukuk,
sebagaimana juga sah dilakukan setelah bangun dari rukuk (pada posisi
i’tidal).
Dalilnya adalah Hadis dari Anas bin Malik radhialallahu ‘anhu, bahwa
beliau pernah ditanya mengenai hal ini, lalu beliau menjawab, “Kami
melakukannya sebelum dan sesudah rukuk.” (HR. Ibnu Majah)
Doa Sholat Tahajud
Doa Sholat Tahajud yang saya maksud di sini adalah doa Sholat Tahajud
yang dibaca setelah selesai Sholat Tahajud dan Sholat Witir. Jika Anda
ingin mengetahui dan mengamalkan doa Sholat Tahajud yang lebih lengkap
lagi, silakan Anda baca artikel Doa Sholat Tahajud yang disusun oleh
ustadz Ammi Nur Baits pada link ini.
Berikut ini Doa Sholat Tahajud yang dibaca setelah selesai Sholat
Witir. Saya sengaja mengutip satu doa ini agar lebih mudah dihafalkan
dan diamalkan, terutama oleh saya dan Anda, tentunya. Ingat Hadis Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ini? “(Amalan yang dicintai Allah) adalah
amalan yang rutin, walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
Doa ini Anda baca tepat setelah selesai salam Sholat Witir sebanyak 3
kali, dan pada bacaan ketiga dikeraskan dan dipanjangkan ketika
membacanya:
(1)
سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
(2)
سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
(3) (pada bacaan ketiga ini dikeraskan dan dipanjangkan ketika membacanya)
سُبْحَانَ الـمَلِكِ القُدُّوْسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUUUS
Artinya:
“Maha Suci Dzat yang Merajai lagi Maha Suci.”
Kemudian setelah itu langsung membaca:
(4) رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
ROBBIL MALAA-IKATI WAR-RUUH
Artinya:
“Tuhan para malaikat dan ar-Ruh.”
Setelah Anda selesai membaca doa setelah Sholat Tahajud dan Sholat Witir di atas maka selesai pula ibadah Sholat Tahajud Anda.
Dalil Doa Sholat Tahajud
Doa setelah Sholat Tahajud di atas berdasarkan dalil beberapa Hadis di bawah ini:
Dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam Sholat Witir,
beliau membaca: SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS. (HR. Abu Daud 1430;
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Dalam riwayat Nasa’i dari Abdurrahman bin Abza radhiallahu ‘anhu, terdapat tambahan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ
بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ،
وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: «سُبْحَانَ
الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ» ثَلَاثًا، وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir dengan
membaca surat al-A’laa (pada rakaat pertama), surat al-Kafirun (pada
rakaat kedua), dan surat al-Ikhlas (pada rakaat ketiga). Setelah salam,
beliau membaca: SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUUUS , 3 kali. Beliau keraskan
suara beliau pada bacaan yang ketiga.” (HR. Nasa’i 1732 dan dishahihkan
al-Albani)
Dalam riwayat yang lain, terdapat tambahan:
… طَوَّلَ فِي الثَّالِثَةِ
“Beliau baca (dengan bacaan yang panjang) pada bacaan ketiga.” (HR. Nasa’i 1734 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Disebutkan dalam riwayat Thabrani tentang adanya tambahan bacaan:
رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
RABBIL MALAA-IKATI WAR-RUUH
Dari Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
فِي الْأَخِيرَةِ يَقُولُ: رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
“Di bagian akhir beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
membaca: RABBIL MALAAIKATI WAR-RUUH.” (HR. Ad-Daruquthni no. 1660. Dalam
Fatwa Islam (no. 14093), dinyatakan: sanadnya shahih, dan Ibnul Qoyim
menyebutnya dalam Zaadul Ma’aad 1/323).
Sholat Tahajud Apakah Boleh Berjamaah?
Pertanyaan tentang apakah boleh Sholat Malam atau Sholat Tahajud
berjamaah? Tentu dari pertanyaan ini yang saya tangkap maksudnya adalah
pada selain bulan Ramadhan, karena pada bulan Ramadhan berbeda lagi
pembahasannya.
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya sertakan tulisan ustadz kami,
yaitu ustadz Aris Munandar. Beliau mengutip terjemahan dari fatwa Syaikh
Abu Said al-Jazairi.
Syaikh Abu Said al Jazairi, menjawab bahwa tidaklah disyariatkan
sholat sunnah dengan berjamaah kecuali yang diizinkan oleh syariat;
seperti Sholat Tarawih dan Sholat Istisqa. Sholat Sunnah berjamaah boleh
dilakukan kadang-kadang dengan syarat tanpa ada unsur kesengajaan dan
tidak ada janjian terlebih dahulu. Jadi hal tersebut terjadi karena
kebetulan. Dalil tentang hal ini adalah praktek para Sahabat Nabi.
Pemahaman para Sahabat tentu saja merupakan pemahaman yang tepat
terhadap ajaran agama. (Lihat:
http://ustadzaris.com/hukum-shalat-tahajud-secara-berjamaah dengan
sumber http://www.abusaid.net/index.php/fatawi-sites/395-2010-02-25-13-32-13.html)
Penutup
Semoga tata cara Sholat Tahajud yang ringkas ini bermanfaat untuk
saya dan Anda. Jika Anda ingin penjelasan yang lebih lengkap tentang
cara sholat tahajud, mulai dari keutamaan, bacaan, doanya, dan berbagai
permasalahan yang sifatnya kasuistik.
REFERENSI ARTIKEL TATA CARA SHOLAT TAHAJUD
-https://islamqa.info/id/52875
-http://ustadzaris.com/hukum-shalat-tahajud-secara-berjamaah
-https://konsultasisyariah.com/1855-bolehkah-mengerjakan-2-sholat-witir.html
-https://rumaysho.com/550-di-balik-amalan-yang-sedikit-namun-kontinu.html
-http://www.binbaz.org.sa/noor/6523
-http://www.binbaz.org.sa/noor/11462
-https://saaid.net/rasael/97.htm
-https://islamqa.info/ar/52875
-http://www.khaledalsabt.com/cnt/dros/2487
-https://rumaysho.com/934-hukum-melafadzkan-niat-usholli-nawaitu-2.html
-https://rumaysho.com/472-setelah-shalat-witir-bolehkah-shalat-sunnah-lagi.html
-https://konsultasisyariah.com/5901-tahajud-dan-tarawih.html
-https://konsultasisyariah.com/29289-batas-akhir-waktu-shalat-isya.html
-https://muslim.or.id/111-tata-cara-shalat-malam-dan-witir-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
-https://islamqa.info/ar/143240
-http://www.binbaz.org.sa/fatawa/1008
-https://islamqa.info/ar/3749
-http://ustadzaris.com/hukum-shalat-tahajud-secara-berjamaah
-https://islamqa.info/ar/50070
-https://almanhaj.or.id/4066-amal-amal-yang-dapat-memasukan-manusia-ke-surga-dengan-selamat.html
-http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=272872
-https://muslimafiyah.com/perbedaan-qiyamul-lail-shalat-malam-shalat-witir-dan-shalat-tarawih.html
-https://rumaysho.com/13929-qiyamul-lail-shalat-tahajud-dan-shalat-malam.html
-https://www.youtube.com/watch?v=TGKYxghCjs8&feature=share
-https://islamqa.info/ar/112638
-https://konsultasisyariah.com/18087-sholat-tahajud-tanpa-tidur-dulu.html
-http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=53&ID=2190
-Buku Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Muhammad bin Su’ud al-Arifi, Pustaka Ibnu Katsir, 2010
-Buku Sifat Shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, 2000